Menjelajahi Batu dan Malang, rasanya tidak lengkap tanpa mengunjungi wisata Jawa Timur Park. Kebetulan objek wisata yang kali ini gue kunjungi adalah Jatim Park 2 dimana ada serangkaian objek wisata seperti Eco Green Park, Batu Secret Zoo dan Museum Satwa.

Di depan pintu Masuk Museum Satwa

Menempuh perjalanan sekitar 45 menit sampai 1 jam dari kota Malang ke Batu, disini kami terlebih dahulu membeli tiket terusan seharga Rp 70.000 dengan pilihan 3 (tiga) objek yaitu Eco Green Park, Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. Tadinya, ada pilihan ke Museum Bagong (namun, mengingat bahwa tempatnya cukup memakan waktu sehingga kami lebih memilih Eco Green Park yang masih dapat terjangkau dan tidak menghabiskan waktu.)

Setelah pintu masuk Eco Green Park

Berbagai barang recycle yang dibuat menyerupai bentuk lainnya

Menaiki shuttle bus ala-ala, kami pun sampai di Eco Green Park. Satu hal yang menarik dari objek wisata Jatim Park 2 ini adalah dimana mereka memiliki alur yang rapi sehingga sebagai pengunjung kita pun dapat nyaman untuk berwisata tanpa takut nyasar ataupun salah arah.

Museum Serangga

Mama saya berfoto dengan burung langka

Eco Green Park memiliki konsep tema eco-friendly dan juga lebih menampilkan hewan serangga, burung dan lainnya. Awal masuk kita akan disambut dengan pemandangan suatu diorama robot yang dibuat berdasarkan bahan daur ulang. Setelah itu, kita akan disambut dengan berbagai spesies burung langka (Merak, Cendrawasih dan lainnya) serta museum serangga.

Eco Green Park

Section burung

Foto bersama burung

Section berikutnya kita akan melihat berbagai hewan mamalia, burung Elang, burung Hantu dan lainnya. Ada wahana yang juga tidak kalah Selain itu, menuju pintu keluar kita juga disambut dengan simulasi gempa bumi dan angin.

Duck Kingdom

Rumah Terbalik

Setelah cukup puas mengelilingi Eco Green Park yang luas, kami pun sempat beristirahat dengan memakan cemilan dan minum ditemani oleh sekumpulan burung yang ramai dan berterbangan di sekitar kami.

Sekumpulan burung

Di dalamnya terdapat, simulasi gempa bumi dan angin

Setelah menjelajahi satu Eco Green Park, waktunya kami pindah ke Batu Secret Zoo. Disini, juga tidak kalah menariknya, masing-masing hewan ditempatkan seperti habitatnya dengan dilengkapi sistem keamanan elektrik dan juga kaca tebal. Di sini, kita tidak diperkenankan untuk memberi makan ataupun memasukkan jemari ke dalam kandang.

Reddish Flamingo

Section Zebra yang dibuat sedemikian rupa menyerupai habitatnya

Mama yang berfoto dengan gajah

Sarange bersama Giraffe

Adapun macam-macam section hewan yang tersedia dipisahkan menurut jenisnya seperti reptil, hewan buas, mamalia dan sebagainya sesuai dengan rupa dan juga jenisnya.

Selain itu, di Batu Secret Zoo juga memiliki diorama kapal Nabi Nuh dan King Kong yang besar untuk dibuat berfoto-foto.

Diorama Kapal Nabi Nuh

Diorama King Kong

Setelah puas mengelilingi Batu Secret Zoo, kami pun memasuki Museum Satwa. Bangunan Museum Satwa seperti National History di Night at the Museum. Banyaknya pemandangan fosil dari hewan yang sudah diawetkan baik yang asli maupun tiruan.

Mama berfoto dengan salah satu diorama di Museum Satwa

Adapun setiap section juga dibagi per hewan dan juga showcase masing-masing hewan dibuat semirip mungkin dengan habitat para hewan.

Fosil Stegosaurus

Australian Camel

Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB dimana itu artinya gue harus bersiap-siap untuk dijemput orang city tour yang akan mengantarkan kami ke Gunung Bromo. Dibantu dengan beliau, kami pun bergegas melewati jalur luar kota untuk ke Gunung Bromo.

Gunung Bromo

Setelah kami melewati jalan besar, kami pun masuk ke jalanan kecil yang dikelilingi oleh pepohonan dan gelap untuk menuju ke Puncak Gunung Bromo yang masih sangat jauh. Sesampainya di pertengahan jalan berliku, kami pun berhenti untuk menaruh mobil dan menukarnya dengan jeep untuk sampai ke gunung Bromo.

Untungnya, kami pun bertemu dengan salah satu bapak penjual syal yang juga mengajak kita ke rumah (warung) miliknya untuk singgah sebentar. Di sana, kami sempat makan indomie dan minum teh hangat guna menghangatkan diri.

Pukul 02.00 WIB kami pun bergegas menuju puncak Bromo dengan menggunakan Jeep. Jalan yang berliku serta terjal dan dikelilingi pepohonan gelap, membuat kami menjadi mengantuk (daripada muntah) jadi kami memutuskan untuk tidur sampai terbangun.

Sesampainya di atas, kami langsung mencari spot untuk melihat sunrise, di situ udaranya dinginnnnnnnnnnn pake bangeeeeeeeetttt. Gue sampai gak kuat, kebelet, idung dingin semua jadi satu.

Sunrise Gunung Bromo

Begitu matahari yang pelan-pelan muncul, gue langsung mencari momen untuk foto (namun, apa daya tangan gue kedinginan banget begitu melepas sarung tangan) dan cepet-cepet foto karena sudah beku.

Matahari mulai menunjukkan teriknya

Sampai sekitar jam 6.30 WIB kami pun akhirnya turun dan melihat Bromo dari dekat lagi, walaupun di situ masih dingin tapi kami tetap semangat berfoto-foto.

Pardon my bare face!

Tips untuk pergi ke Bromo, usahakan pakai baju yang tebal serta gunakan sepatu yang nyaman, hindari untuk penggunaan jeans dan usahakan menggunakan celana kain, membawa masker dan memakai kain untuk menutupi leher yang dingin.

Me and Bromo

Kawah Gunung Bromo

Jarak yang tidak dekat membuat kami memutuskan untuk menyewa kuda untuk sampai ke bukit kawah gunung bromo. Untuk menyewa kuda dikenakan tarif Rp 50.000/kuda.

Pemandangan dari sisi lain Bromo

Tidak hanya itu, untuk melihat Kawah Gunung Bromo, kamu juga harus menaiki sekitar 250 tangga untuk sampai di atas (berhubung gue tidak kuat fisiknya, gue cuma nunggu di bawah saja)

250 anak tangga menuju atas

Selfie dari bawah saja ya :)

Baca juga: 6 Tempat Wisata Instagram-able di Malang

Bukit Teletubies

Melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, kami pun sampai ke Bukit Teletubies. Kenapa disebut dengan Bukit Teletubies? Karena ternyata emang mirip banget sama yang ada di Teletubies. Bentuknya seperti gundukan pepohonan yang menyerupai bukit. Hijau dan penuh dengan kuda, cocok menggambarkan nuansa Bukit Teletubies.

Bukit Teletubbies

Berpelukan dulu di Bukit Teletubbies

Pasir Berbisik

Menurut gue, Pasir Berbisik adalah tempat yang paling tenang dan paling bagus dengan kualitas pasir yang berbeda dengan tempat lain.

Pasir Berbisik

Foto kedua bersama dengan Jeep

Di sini, memang biasanya sering dijadikan spot pre-wedding karena tempatnya memang lebih sepi dan di sini pula tempatnya lebih bagus pemandangannya.

Bagaimana, apakah Gunung Bromo menjadi pilih destinasi favorit Anda untuk berlibur? Jika iya, siapkan tas ransel kamu untuk segera berburu tiket murah.