Tidak perlu budget yang mahal untuk tampil di akhir pekan, kali ini gue akan review outfit untuk weekend dari head to toe dengan harga terjangkau. Kali ini gue memanfaatkan apa yang ada di lemari dengan gaya casual chic untuk Sabtu ini. Here we go:

Tops: Unbranded (buy at Plaza Semanggi)

Pants: Dual (buy at Matahari Department Store)

Bag: Bershka 

Shoes: Berrybenka

Love,

Lauren

Hi All,

Akhirnya, gue balik lagi nge-blog setelah disibukkan dengan kerjaan di kantor yang gak kelar-kelar. Kali ini, gue mau review tentang skin care yang lagi nge-hits yaitu, Bioderma. Anyway, sebenarnya gue menggunakan Bioderma gara gara muka gue yang kering, mengelupas, iritasi, perih dan kemerahan setelah 4 (empat) tahun menggunakan produk Natasha Skin Care (mungkin emang udah gak cocok aja kali ya..)

Sekalian gue kasih tau disini, transisi gue dari krim dokter ke Bioderma itu selama 4 (empat) hari. Dalam kurun waktu tersebut gue menggunakan minyak zaitun agar muka gue gak kering, sempat kaku dan kering waktu itu sampai gue memakai Bioderma Sensibio. Sekarang masih terasa agak kering (iya lah, 4 hari vs 4 tahun boo..) walaupun lebih kece dibandingkan penggunaan krim dokter yang tampaknya perlahan di obati dengan Bioderma.

Setelah gue riset pagi-siang-malam, gue memutuskan untuk menggunakan rangkaian Bioderma Sensibio yang untuk kulit sensitif dan iritasi. Mulai dari Bioderma Sensibio H2O, Bioderma Tonique dan Bioderma Light seperti tampilan di bawah

Awalnya, gue takut perih ketika menggunakan produk ini, karena kulit gue kayaknya udah tipis banget, cukup takut pake produk seperti ini lagi. Ternyata ketika diaplikasikan ke muka jatuhnya segar dan lembut banget malah seperti pakai air karena produknya sendiri kandungannya waterbase. Gak ada bau alkohol menyengat atau apa yang bikin kulit perih. Untuk Bioderma Sensibio H2O, worth to buy, untuk yang Bioderma Tonique juga worth it dengan harganya dan ukurannya. Cuma untuk kamu kira kira yang ga terlalu sensitif, bisa cukup pakai Bioderma Sensibio H2O aja untuk membersihkan makeup.

Tidak lengket seperti krim dokter atau krim pada umumnya karena memiliki kandungan yang water base jadi cepat meresap ke kulit hanya tinggal di ratakan saja. Bioderma light ini teksturnya ringan banget jadi sekali oles rasanya segar dan kayak lagi cuci muka. Oleskan Bioderma Light sebelum menggunakan makeup, karena produk ini bisa digunakan sebagai makeup base juga. Highly recommended dan bisa digunakan sehari hari. Sayangnya, agak terlalu mahal untuk ukuran yang 40 ml.

• Sebelum cuci muka, bersihkan terlebih dahulu dengan Bioderma Sensibio H2O, usapkan ke seluruh bagian muka tidak terkecuali leher
• Di sini, gue hanya menggunakan sabun bayi Zwitsal untuk cuci muka, karena belum berani pakai sabun muka yang lain (Ini rekomendaasi dari teman gue, Natasha yang bilang kalau misalnya kulit sensitif pakai sabun bayi aja, dan dia rekomen gue untuk pake sabun Zwitsal)
• Setelah cuci muka, usapkan Bioderma Tonique ke seluruh wajah sampai merata
• Jangan lupa aplikasikan Bioderma Light ke seluruh wajah sebelum menggunakan make-up
• Gunakan rutin pagi dan malam ya, agar hasilnya lebih maksimal untuk kulit wajah

Produk ini mudah didapatkan di Watsons atau Guardian. Personally, gue lebih sering beli di Guardian karena banyak promo. Total pas gue beli satiu rangkaian Bioderma Sensibio Rp593.000 (karena Bioderma light lagi promo). Tapi sesuai kok harga yang dibeli sama kualitas yang ditawarkan.

Buat yang kulit mukanya sensitif, ini pilihan yang tepat loh buat kamu. Ingat ya kulit muka bukan hatinya yang sensitif.

Sebelumnya gue sudah pernah bahas tentang lipstik matte hits dari Purbasari kali ini gue akan bahas tentang Wet and Wild yang gak kalah bagus kualitasnya.  

Untuk orang yang punya bawaan muka yang emang udah jutek dari sananya, gue termasuk orang yang suka banget memakai warna-warna yang bold (coklat, merah terang dan lainnya) biar tambah judes gitu kesannya. So, entah lagi kesambet apaan gue pun lagi pengen banget nyobain lipstik nude dan manis warna pink. Demikian setelah mencari review beauty blogger lainnya, gue mencoba untuk beli Wet and Wild Megalast Lipstick yang shade In The Flesh (kalau dari gambar sih keliatannya cocok sama kulit gue).

Begitu dipakai jatuhnya bagus di kulit gue, dan beberapa teman gue bilang itu cocok cocok aja sih di kulit gue. Lipstik ini jenisnya matte, packagingnya lumayan simpel dan cukup eksklusif dengan balutan tutup bening. Hanya saja gue gak begitu suka dengan sebagian lipstiknya yang keluar dari tube-nya dan buat tutup bening tersebut jadi sedikit kotor.

Ini hasilnya ketika sudah diaplikasikan ke bibir gue, warnanya pink muda cenderung nude. Saran gue, kalau kamu sudah pakai make-up muka yang sudah agak heavy, lipstik ini cocok banget buat dipakai untuk mendapatkan hasil yang gak menor dan berlebihan namun juga tidak pucat.

Anyway, untuk hasil akhirnya matte tapi gak bikin bibir kering (tapi, just in case sebelum dipoles di oleskan dulu lip balm agar lebih lembab). Namun, shade nya agak cepat hilang jika sudah makan harus dipoles lagi. Namun, kalau kamu memang lagi mencari lipstik yang matte dengan harga terjangkau. Pilihan lipstik Wet and Wild ini cocok banget dengan budget kamu dan make up sehari-hari.

Selain menjadi surga belanja, Bangkok juga dikenal sebagai surga bagi pecinta kuliner khususnya yang bercita rasa Asia. Tidak sedikit para wisatawan membawa buah tangan berupa makanan kering ataupun minuman bubuk untuk orang terkasih mereka. Apa saja oleh-oleh khas Bangkok yang wajib dibawa pulang ke Indonesia? Ini dia:

Bento Juhi

Lipstik yang lagi hits saat ini memang sedang dicari-cari oleh wanita-wanita pecinta lipstik. Kenapa ya? Salah satunya karena harganya yang berkisar antara Rp35.000 – Rp40.000 dan cukup mudah didapatkan karena dijual secara online. Kebetulan waktu itu saya beli di Tokopedia dengan harga Rp35.000

Setelah menimbang-nimbang selama seminggu, saya memutuskan untuk mencoba dua warna Purbasari matte nomor 85 (Safir) dan 86 (Topaz). Biasanya, nomor yang paling laku terjual adalah nomor 81 dan 90 menurut yang say abaca di internet, tapi saya kurang menyukai warna yang cenderung nude, lebih suka dengan warna terang dan dark red (hampir ke coklat).

Nomor 85 (Safir), lebih mempunyai warna merah terang di bibir. Namun, merahnya cukup bagus jika kamu memiliki kulit putih karena dapat lebih terang dan memukau jika sudah digunakan di bibir.Asalkan, dipadukan dengan baju yang pas pula, jadi tidak kelihatan menor atau menggoda ketika digunakan.

Jujur, pada awalnya saya tidak mempunyai niat untuk membeli nomor 86 (Topaz) karena memang bukan rekomendasi dimana-mana. Tapi, begitu saya lihat dan gunakan, it’s my favorite color! No. 86, lebih mempunyai warna yang agak kecoklatan jika sudah diaplikasikan ke bibir dan itu sangat cocok dengan keseharian saya. Warnanya juga tidak terlalu tua untuk digunakan di berbagai kulit.

Satu keunggulan lainnya bagi saya adalah Purbasari Matte tidak membuat bibir kering jika dibandingkan dengan lipstik matte pada umumnya. Jika di aplikasikan ke tangan, Purbasari Matte memiliki tekstur yang lembut. Jadi tidak perlu menggunakan pelembab bibir sebelum menggunakannya.

Highly recommended untuk lipstik lokal yang tidak kalah hebat dengan lipstik internasional lainnya. Saya pun tertantang untuk mencoba warna / shades lainnya.

Well, tampaknya gue harus mendobrak persepsi gue yang justru malah berbalik 180 derajat. Sekarang gue bekerja sebagai Social Media Specialist di salah satu digital agency di Jakarta. Di tengah hiruk pikuk dunia agency yang serba dituntut deadline, gue merasa kehadiran beberapa kolega (yang pada akhirnya menjadi teman curhat) bisa menjadi pelipur lara bak oase di padang gurun.

Christovel, sebut saja ia Amang. Ceria, doyan makan, Zumba mania. Ia bukan hanya partner kerja gue sebagai social media, tapi juga partner Zumba bareng. Keceriannya emang berefek positif buat gue, tapi ada aja yang merasa keceriannya berefek negatif aka berisik. Satu hal yang gue tahu dari Amang adalah dia orang yang super sensitif. Kebayang kan dengan karakter seperti itu dia masih punya jiwa yang sensitif terhadap nyinyiran pedes. Hal yang paling membuat dia insecure adalah masalah jodoh yang harus batak dan berbagai tuntutan lainnya yang menerpa dia di umur ke-27. Tidak jarang dia juga pernah murung karena kepikiran hal tersebut. Positifnya, dia adalah orang yang mau bekerja keras dan mencapai cita-citanya. Negatifnya, kalau udah soal makanan, gak pernah inget sama temen (padahal makanannya dari kita-kita juga).

Widya Airin aka Widoy, the sexiest women in Earth. Mungkin kalau dia lagi casting sama Gal Gadot untuk film Wonder Woman, gue yakin 100% Gal Gadot bakalan gagal karena minder ngeliat Widoy. Ga jarang, dia selalu jadi bahan ejekan kita dengan keseksiannya. Satu hal yang gue salut dari perempuan ini adalah latar belakang hidupnya dimana ia mau ngebiayain keponakannya yang sekolah bahkan dia sendiri pun masih hidup seadanya. Widoy itu bisa cepat akrab sama siapa pun dan selalu diterima di kelompok manapun karena cepat beradaptasi dan… (sekaligus bisa ngumpulin informasi tentang kantor *HAHAHAHA). Positifnya, Widoy itu suka bagi-bagi makanan (tahu dong, berakhir di perut siapa). Negatifnya, dia sering dateng telat aja sih ke kantor.

Tania aka Centong, walaupun lagi hamidun waktu gue kenal dia, tapi gue ga meragukan kemampuan nyinyir dia yang udah level 100 jika dibandingkan dengan kepedesan mulut gue. Si centong yang satu ini selalu claim mirip Candice, bajunya beli minimal di Sogo & Metro, well we know, Tan. You bought in Ramayana kok Dia paling stress kalau udah masalah pitching dengan brief yang tidak lengkap. Makannya dikit, tapi pelit kalo soal coklat. Positifnya, gue salut dengan ketegaran dia menghadapi semua masalah hidupnya di masa lalu dan sekarang, dia juga selalu nasehatin gue untuk gak manja akan rasa sakit. Negatifnya, duhh kalo udah di restoran dan lagi laper, cerewetnya melebihi nenek-nenek kritis.

Vivi, ia terkenal dengan trademark *om rokook om*, ya soalnya dia sering meeting sama salah satu kolega kita yang kita juluki OM. Banyak orang masih underestimate sama Vivi karena masih Junior. Tapi, kalau sudah urusan kerjaan, Vivi bisa lho galak dan tanggung jawab juga. Dia adalah orang yang gak peduli diomongin, dijudesin, dll asal kerjaannya beres dan rela jadi bumper untuk tim internal kita. Vivi ini kadang cenderung lemot dengan bercandaan kita yang membut kita jadi males untuk ngejelasinnya lagi, soalnya gak lucu men. Positifnya, dia juga dikenal dengan ratu tarot yang membahana deh pokoknya. Negatifnya, dia cereweeet banget soal makanan. Believe me! Gak mungkin satu hari tanpa keluhan dari Vivi tentang makanan catering.

Natasha aka Candice. Cantik, tinggi bak seorang model yang bisa memukau semua pandangan ke arah dia. Kesan pertama judes dan sombong, walau ternyata dia setipe banget sama gue suka ngomong kasar setelah kita ditakdirkan untuk menjadi teman. Walau cantik, tapi ketawa dia sangat tidak anggun. Mulutnya kasar paling suka ngatain Ibu-Ibu yang komen di Facebook yang kita maintain, dia anak gaul banget, suka petualang. Positifnya, Tasha itu gak munafik kayak cewek-cewek manja pada umumnya, apa adanya dan pandai merangkai kata. Negatifnya, coba yuk mulai menyukai anak kecil jangan dicoplok kepalanya.

Yuntiwa, tahu sumedang yang satu ini terkenal dengan pintar di bidang Analytics dan angka. Gak jarang lho segala yang berbau angka bisa dikemas menjadi satu report yang menarik untuk dilihat. Anaknya asyik, tapi kalau udah ngomong bahasa Inggris, nafasnya boros dan ngambil oksigen yang ada di sekitarnya. Orangnya baik hanya suka gak modal kalo soal makanan dan cepet banget sama yang namanya gratisan. Positifnya, Yun ini taat beribadah sama orangnya pengalah banget. Negatifnya, duhh sifat gak modalnya parah banget deh, anak kos juga gak gitu-gitu amat deh ah!

Kalau diceritain lebih lanjut bisa jadi novel kali ya. Okay, stop sampai disini. I’m very thankful untuk teman-teman gue yang mau aibnya secara tidak sengaja disebut disini. HAHAHA. See ya!

Love,

Lauren